This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 12 November 2013

Pertama dan Spektakuler Peringatan Tahun Baru 1435 H Tk. Kab. Banyumas

Pertama dan Spektakuler Peringatan Tahun Baru 1435 H Tk. Kab. Banyumas

Peringatan Tahun Baru 1435 H Tingkat Kabupaten Banyumas dan pencanangan gerakan sadar zakat  berlangsung sangat meriah dan spektakuler. Peringatan diawali dengan penampilan Group Rebana Darunnajah STAIN Purwokerto, do’a awal tahun oleh K.H. Sobri pimpinan pondok pesantren Al Falah Tinggarjaya Jatilawang, nabuh bedug bersama di alun-alun Purwokerto dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah, do’a akhir tahun dan pemotongan tumpeng oleh Bupati Achmad Husein sebagai tanda telah memasuki  tahun baru 1435 H di pendopo Sipanji Kabupaten Banyumas dan dilanjutkan dengan pawai ta’aruf.

Hadir dalam kegiatan tersebut Anggota Foum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kepala Dinas/lemtekda, Camat se-Kabupaten Banyumas Lurah se-wilayah eks Kotatip Purwokerto, tokoh agama dan tidak kurang dari 3.000 santriwan dan santriwati dari kumpulan Taman Pendidikan Al Qur’an dan Madrasah Diniyah di wilayah Kabupaten Banyumas.

Pawai ta’aruf dilepas oleh Bupati Achmad Husein, turut serta mengikuti pawai ta’aruf beserta Kapolres Banyumas, Dandim 0701 Banyumas dan anggota Forkompinda lainnya, seluruh pimpinan Dinas/lemtekda, camat se-Kabuapten Banyumas, Lurah di wilayah eks Kotatip Purwokerto serta tidak kurang dari 3.000 santriwan dan santriwati dari kumpulan Taman Pendidikan Al Qur’an dan Madrasah Diniyah di wilayah Kabupaten Banyumas dan sisaksikan oleh ribuan masyarakat kota Purwokerto yang memadati sepanjang rute pawai.

Pawai ta’aruf menempuh rute start di Alun-alun Purwokerto, Jalan jenderal Soedirman, Jalan Merdeka, Jalan Gatot Subroto, Jalan masjid dan finish di Alun-alun Purwokerto dengan mengumandangkan sholawat atas Nabi Muhammmad SAW dengan diiringi berbagai peralatan music trasisional seperti music tek tek, genjring dan berbagai music berunansa keilaman lainnya.

Usai pawai Taaruf kegiatan dilanjutkan dengan menyaksikan penampilan group Qosidah Elsas dari desa Gunung Lurah Kecamatan Cilongok, Penampilan 99 santri Nasyid Santri BADKO TPQ  Kabupaten Banyumas, Penampilan musik genjring/Hadroh oelh 75 Orang, penampilan Deni Arden dari Yogyakarta, dan diakhiri pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang H. Soediro yang dipentaskan khusus di alun-alun Purwokerto.

Asiten Ekonomi Pembangunan dan Kesra Ir.Tjutjun Sunarti Rochidie, M.Si selaku ketua panitia penyelenggara dalam laporannya menyampaikan, maksud dilaksanakannya penyambutan Tahun baru 1435 H tingkat Kabupaten Banyumas adalah untuk memperkuat syiar islam dengan tujuan untuk memperkuat tali silaturahmi persaudaraan diantara umat islam. Sementara Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein dalam sambutannya menyampaikan, awalnya dirinya merasa ragu sedikit yang hadir karena hujan  akan tetapi setelah do’a awal tahun hujan menjadi reda sebagai isyarat dosa tahun lalu telah diampuni oleh Alloh SWT dan ternyata yang hadir sangat banyak .

Bupati juga menyampaikan peringatan tahun baru Hijirah diharapkan akan membawa perubahan mendasar terhadap peradaban umat manusia, perubahan dari zaman jahiliah menuju peradaban madaniah di bawah naungan cahaya illahi, dari kehidupan yang tidak memiliki peradaban ke arah kehidupan yang penuh rahmat, ampunan dan kasih sayang. Melalui momentum peringatan Tahun Baru Hijriah, Bupati mengajak kepada seluruh masyarakat Banyumas untuk bekerja dengan jujur dan lurus untuk kemanfaatan Banyumas.

Terkait dengan pencangan sadar zakat, Bupati menyampaikan, gerkan zakat di Kabuapten Banyumas sudah mengalami kemajuan yang baiik dilihat dari kesadaran masyarakat yang semakin tinggi namun demikian Husein tetap mengajak masyarakat Banyumas untuk meningkatkan pembayaran zakatnya karena zakat merupakan ibadah “maaliyah ijtimaiyah”, yang memiliki posisi dan peranan yang penting dan strategis, dari sudut keagamaan, sosial, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. sebagai faktor utama dalam pemerataan harta benda di kalangan umat islam, zakat juga merupakan sarana utama dalam menyebarluaskan perasaan senasib sepenanggungan dan persaudaraan di kalangan umat islam. dengan zakat diharapkan akan membantu dan memperbaiki taraf sosial ekonomi penerimanya, serta mempererat hubungan si kaya dan  si miskin. Peringatan tahun baru hijriah dakhiri dengan penandatangan kesanggupan membayar zakat oleh Bupati Banyumas yang berharap diikuti oleh pegawai di Kabupaten Banyumas dan dilanjutkan dengan pementasan wayang kulit oleh ki dalang H Soediro dari Purwokerto

Sumber : Bagian Humas dan Protokol Setda Kab. Banyumas

Sejarah Kabupaten Banyumas

Sejarah Kabupaten Banyumas

Kabupaten Banyumas berdiri pada tahun 1582, tepatnya pada hari Jum`at Kliwon tanggal 6 April 1582 Masehi, atau bertepatan tanggal 12 Robiul Awwal 990 Hijriyah. Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990.
Keberadaan sejarah Kabupaten Banyumas tidak terlepas dari pendirinya yaitu Raden Joko Kahiman yang kemudian menjadi Bupati yang pertama dikenal dengan julukan atau gelar ADIPATI MARAPAT (ADIPATI MRAPAT).

Riwayat singkatnya diawali dari jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah Raja Sultan Hadiwijaya.
Kisah pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa yang menimpa diri (kematian) Adipati Wirasaba ke VI (Warga Utama ke I) dikarenakan kesalahan paham dari Kanjeng Sultan pada waktu itu, sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworejo (sekarang) sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang dari pisowanan ke Paiang. Dari peristiwa tersebut untuk menebus kesalahannya maka Sultan Pajang, memanggil putra Adipati Wirasaba namun tiada yang berani menghadap.

Kemudian salah satu diantaranya putra menantu yang memberanikan diri menghadap dengan catatan apabila nanti mendapatkan murka akan dihadapi sendiri, dan apabila mendapatkan anugerah/kemurahan putra-putra yang lain tidak boleh iri hati. Dan ternyata diberi anugerah diwisuda menjadi Adipati Wirasaba ke VII.
Semenjak itulah putra menantu yaitu R. Joko Kahiman menjadi Adipati dengan gelar ADIPATI WARGA UTAMA II.

Kemudian sekembalinya dari Kasultanan Pajang atas kebesaran hatinya dengan seijin Kanjeng Sultan, bumi Kadipaten Wirasaba dibagi menjadi empat bagian diberikan kepada iparnya.
1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Kejawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberi nama Kabupaten Banyumas.

Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya maka dijuluki Adipati Marapat.

Siapakah Raden Joko Kahiman itu ?
R. Joko Kahiman adalah putra R. Banyaksasro dengan ibu dari Pasir Luhur. R. Banyaksosro adalah putra R. Baribin seorang pangeran Majapahit yang karena suatu kesalahan maka menghindar ke Pajajaran yang akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas putri Raja Pajajaran. Sedangkan Nyi Banyaksosro ibu R. Joko Kahiman adalah putri Adipati Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur semenjak kecil R. Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Sambarta dengan Nyai Ngaisah yaitu putrid R. Baribin yang bungsu.
Dari sejarah terungkap bahwa R. Joko Kahiman adalah merupakan SATRIA yang sangat luhur untuk bisa diteladani oleh segenap warga Kabupaten Banyumas khususnya karena mencerminkan :
a. Sifat altruistis yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
b. Merupakan pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
c. Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu darah dan memberikan kesejahteraan ke kepada semua saudaranya.

Dengan demikian tidak salah apabila MOTO DAN ETOS KERJA UNTUK Kabupaten Banyumas SATRIA.

Candra atau surya sengkala untuk hari jadi Kabupaten Banyumas adalah "BEKTINING MANGGALA TUMATANING PRAJA" artinya tahun 1582.
Bila diartikan dengan kalimat adalah "KEBAKTIAN DALAM UJUD KERJA SESEORANG PIMPINAN / MANGGALA MENGHASILKAN AKAN TERTATANYA ATAU TERBANGUNNYA SUATU PEMERINTAHAN".
 
 
PARA ADIPATI DAN BUPATI SEMENJAK BERDIRINYA
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 1582
 
 1. R. Joko Kahiman, Adipati Warga Utama II (1582-1583)
2. R. Ngabei Mertasura (1583-1600)
3. R. Ngabei Mertasura II (Ngabei Kalidethuk) (1601 -1620)
4. R. Ngabei Mertayuda I (Ngabei Bawang) (1620 - 1650)
5. R. Tumenggung Mertayuda II (R.T. Seda Masjid, R.T. Yudanegara I) Tahun 1650 - 1705
6. R. Tumenggung Suradipura (1705 -1707)
7. R. Tumenggung Yudanegara II (R.T. Seda Pendapa) Tahun 1707 -1743.
8. R. Tumenggung Reksapraja (1742 -1749)
9. R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta bergelar Danureja I.
10. R. Tumenggung Yudanegara IV (1745 - 1780)
11. R.T. Tejakusuma, Tumenggung Kemong (1780 -1788)
12. R. Tumenggung Yudanegara V (1788 - 1816)
13. Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 -1830) Kanoman : R. Adipati Brotodiningrat (R.T. Martadireja)
14. R.T. Martadireja II (1830 -1832) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang).
15. R. Adipati Cokronegara I (1832- 1864)
16. R. Adipati Cokronegara II (1864 -1879)
17. Kanjeng Pangeran Arya Martadireja II (1879 -1913)
18. KPAA Gandasubrata (1913 - 1933)
19. RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1950)
20. R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 - 1953)
21. R. Budiman (1953 -1957)
22. M. Mirun Prawiradireja (30 - 01 - 1957 / 15 - 12 - 1957)
23. R. Bayi Nuntoro (15 - 12 - 1957 / 1960)
24. R. Subagio (1960 -1966)
25. Letkol Inf. Sukarno Agung (1966 -1971)
26. Kol. Inf. Poedjadi Jaringbandayuda (1971 -1978)
27. Kol. Inf. R.G. Rujito (1978 -1988)
28. Kol. Inf. H. Djoko Sudantoko (1988 - 1998)
29. Kol. Art. HM Aris Setiono, SH, S.IP (1998 - 2008)
30. Drs. H. Mardjoko, M.M. (2008 - 2013)
31. Ir Adhmad Husein ( 2013 - sekarang)

Letak Geografis Kabupaten Banyumas

Letak Geografis Kabupaten Banyumas 

Wilayah Kabupaten Banyumas terletak di sebelah Barat Daya & merupakan bagian dari Propinsi Jawa Tengah. Terletak di antara garis Bujur Timur 108 " 39` 17`` sampai 109" 27` 15`` & di antara garis Lintang Selatan 7" 15` 05`` sampai 7" 37` 10`` yang berarti berada di belahan selatan garis khatulistiwa. Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah :Sebelah Utara: Gunung Slamet, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang.
  1. Sebelah Selatan:  Kabupaten Cilacap
  2. Sebelah Barat: Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes
  3. Sebelah Timur: Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara
Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan & pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman & pekarangan, dan seba-gian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak dilereng Gunung Slamet sebelah selatan. Bumi & kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.400M & masih aktif. Keadaan cuaca & iklim di Kabupaten Banyumas karena tergolong di belahan selatan khatulistiwa masih memiliki iklim tropis basah. Demikian Juga karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari permukaan pantai/lautan maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak, namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir nampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4 derajat C - 30,9 derajat C.
Lihat Banyumas di google Maps, klik 

Rabu, 02 Oktober 2013

Selamat Hari Batik Nasional

Sejak PBB menetapkan Batik adalah warisan budaya Indonesia tanggal 2 Oktober 2009 maka batik menjadi sangat terkenal di seluruh dunia. Bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

Batik bermacam-macam jenis berdasarkan daerah ada batik Solo, jogja, banyumas, dan lainnya , Industri kain batik Indonesia meningkat dengan baik dengan dibuatnya berbagai jenis batik baru, misalnya ada batik Harley Davidson dan lainnya.

Sebagai bangsa Indonesia kita harus bangga adanya batik tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kita tunggu keseriusan pemerintah untuk mendukung perkembangan batik dengan membuka sekolah batik (SMK Batik di indonesia ditambah lebih banyak,

Selamat Hari Batik Nasional, Mari kita gunakan batik sebagai bentuk pelesataria budaya dan  peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia




Sabtu, 27 Oktober 2012

Peringatan Sumpah Pemuda tapi banyak Sampah Pemuda tanggung jawab siapa ?


Peringatan Sumpah Pemuda tapi banyak Sampah Pemuda tanggung jawab siapa ?
Pada hari ini tanggal 27 Oktober 1928 dibuka konggres Pemuda kedua yang melahirkan sumpah pemuda, semangat sumpah pemuda pada waktu itu untuk mempersatukan elemen bangsa ini agar bisa bersatu untuk melepaskan diri dari penjajahan bagsa asing.
setelah bertahun-tahun para pendahulu untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan dan lepas dari penjajahan bangsa asing tapi sekarang kebalikannya. Bangsa ini makin terpuruk dalam genggaman bagsa asing , tidak punya nyali dan terus dikuras kekayaan Indonesia. padahal kekayaan alam ini kalau untuk mensejahterakan bangsa ini sudah sangat makmur, apa yang tidak ada di Indonesia kenapa kita takut kepada bangsa asing, semua itu ulah pejabat korup yang menjadi kacung asing untuk mengerogoti negara Indonesia m kita bisa lihat pejabat dan anggota banyak yang masuk Bui itu semua keserakahan yang menguasai mereka sehingga mengahalalkan berbagai cara untuk menggerogoti negara, mereka adalah teroris sebenarnya.
dari kekayan yang banyak yang mengalir keluar sehingga pemuda Indonesia tidak ditangani dengan baik, sehingga banyak sampah pemuda atau pemuda yang hanya menjadi beban negara dan masyarakat.
Wahai Pemuda Indonesia mari bangkit untuk bersatu untuk mewujudkan cita-cita baru yaitu :
kami putra dan putri Indonesia bernusa yang satu yaitu Negara yang Kuat dan Sejahtera lepas dari berbagai penjajahan asing.
Kami putra dan putri Indonesia berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia yang mandiri dan bersatu untuk kemajuan dan melawan ketidakadilan
Kami Putra dan putri Indonesia berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia yang damai dan berbahasa untuk kekerasan dan korupsi

Jumat, 06 Juli 2012

Masjid Saka Tunggal Cikakak Wangon




Masjid Saka Tunggal terletak di desa Cikakak kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, provinsi Jawa Tengah atau 30 KM kearah barat dari kota Purwokerto . Masjid ini dibangun pada tahun 1288 seperti yang tertulis pada Saka Guru (Tiang Utama) masjid ini. Namun, tahun pembuatan masjid ini lebih jelas tertulis pada kitab-kitab yang ditinggalkan pendiri masjid ini, yaitu Kyai Mustolih. Tetapi kitab-kitab tersebut telah hilang bertahun-tahun yang lalu.

Nama resmi masjid ini adalah masjid Saka Tunggal Baitussalam,  tapi lebih populer dengan nama masjid saka tunggal karena memang Masjid ini hanya mempunyai saka tunggal (tiang penyangga tunggal). Sakatunggal yang berada di tengah bangunan utama masjid, saka dengan empat sayap ditengahnya yang akan nampak seperti sebuah totem, bagian bawah dari saka itu dilindungi dengan kaca guna melindungi bagian yang terdapat tulisan tahun pendirian masjid tersebut.
Masjid saka tunggal berukuran 12 x 18 meter ini menjadi satu satunya masjid di pulau Jawa yang dibangun jauh sebelum era Wali Sembilan (Wali Songo) yang hidup
sekitar abad 15-16M. Sedangkan masjid ini didirikan tahun 1288 M, 2 abad sebelum Wali Songo. Sekaligus menjadikan Masjid Saka Tunggal Baitussalam sebagai Masjid Tertua di Indonesia.
Lokasi

Ditengah suasana pedesaan Jawa yang begitu kental Suasana pedesaan sangat kental. Di kawasan masjid yang dipenuhi dengan kera-kera yang berkeliaran bebas. Bangunan masjid juga sangat unik, beratapkan ijuk serta sebagian dindingnya dari anyaman bambu.
Sejarah Masjid Saka Tunggal
Dinamakan Masjid Saka Tunggal, karena memang hanya memiliki satu pilar utama penyangga. Disekitar masjidterdapat makam seorang penyebar agam Islam yang bernama Kyai Mustolih. Berdasarkan ceritera nara sumber yaitu KGPH Dipo Kusumo dari Keraton Surakarta Hadiningrat dan Drs. Suwedi Montana , seorang peneliti Arkeologi Islam dari Puslit Arkenas Jakarta pada tanggal 29 Januari 2002 dijelaskan sebagai berikut :
Sunan Panggung adalah salah seorang dari kelompok Wali sanga yang merupakan murid Syech Siti Jenar. Sunan Panggung meninggal pada masa pemerintahan Sultan Trenggono di Demak Bintoro antara tahun 1546-1548 M. Menurut Serat Cabolek, Sunan Panggung dihukum dengan cara dibakar atas kesalahannya menentang suatu syariat. Namun demikian dalam hukumannya tersebut ia tidak mati, bahkan saat pada saat itu mampu menulis suluk yang kemudian dikenal dengan sebutan Suluk Malangsumirang.
Sunan Panggung menurunkan anak bernama Pengeran Halas. Pangeran Halas menurunkan Tumenggung Perampilan. Tumenggung Perampilan menurunkan Kyai Cikakak. Kyai Cikakak menurunkan Resayuda. Kyai Resayuda menurunkan Ngabehi Handaraka, dan Ngabehi Handaraka menurunkan Mas Ayu Tejawati, Istri Amangkurat IV, yang menurunkan Hamengkubuwana, Raja Ngayogyakarta Hadiningrat.
Kyai Cikakak yang merupakan keturunan ketiga Sunan Panggung tidak diketahui nama aslinya. Nama Kyai Cikakak diperkirakan merupakan sebutan, karena ia bertempat tinggal di Desa Cikakak. Di Desa inilah Kyai Cikakak mendirikan sebuah masjid dengan keunikan tersendiri, yaitu dengan tiang utama tunggal ( saka tunggal ) yang masih lestari hingga saat ini.
Masjid saka Tunggal di bangun di tempat suci Agama Kuno ( agama yang berkembang sebelum masuknya agama Hindu Budha ) yang dapat dibuktikan di sekitar masjid terdapat sebuah batu menhir yang merupakan tempat untuk kegiatan ritual : agama kuno, dibangun pada tahun 1522 M. Di sekitar tempat ini terdapat hutan pinus dan hutan besar lainnya yang di huni oleh ratusan ekor kera yang jinak dan bersahabat, seperti di Sangeh Bali.
Saat ini Masjid Saka Tunggal belum kehilangan sama sekali wajah aslinya. Bedanya, gebyok kayu dan gedek bambu yang semula menjadi dinding masjid ini telah diganti dengan tembok.
Salah satu tampilan asli masjid ini yang belum hilang adalah saka tunggal di tengah-tengah bangunan masjid. Sakatunggal tersebut dibuat dari galih kayu jati berukir motif bunga warna-warni.Di bagian pangkal berdiameter sekitar 35 sentimeter. Saka ini berdiri hingga di atas wuwungan yang berbentuk limas, seperti wuwungan pada Masjid Agung Demak. Salah satu keunikan lain Saka Tunggal adalah keberadaan empat helai sayap dari kayu di tengah saka. Menurut Sopani sang Juru pelihara Masjid Saka Tunggal tersebut, empat sayap yang menempel di saka tersebut melambangkan papat kiblat lima pancer, atau empat mata angin dan satu pusat. Papat kiblat lima pancer berarti manusia sebagai pancer dikelilingi empat mata angin yang empat. Mata angin itu berarti bahwa hidup manusia harus seimbang. Jangan terlalu banyak air bila tak ingin tenggelam, jangan banyak angin bila tak mau masuk angin, jangan terlalu bermain api bila tak mau terbakar, dan jangan terlalu memuja bumi bila tak ingin jatuh. Hidup itu harus seimbang, kata Sopani. (source:banyumaskab.go.id)
Tradisi Unik Masjid Saka Tunggal, Banyumas

Zikir seperti melantunkan kidung jawa Keunikan masjid saka tunggal Banyumas, benar benar terasa di hari Jum’at. Selama menunggu waktu sholat jum’at dan setelah sholat jum’at, Jamaah masjid Saka Tunggal berzikir dan bershalawat dengan nada seperti melantunkan kidung jawa. Dengan bahasa campuran Arab dan Jawa, tradisi ini disebut tradisi ura ura.
Pakaian Imam dan muazin
Imam masjid tidak menggunakan penutup kepala yang lazimnya digunakan di Indonesia yang biasanya menggunakan peci, kopiyah, tapi menggunakan udeng/pengikat kepala. khutbah jumat disampaikan seperti melantunkan sebuah kidung,
Empat muazin sekaligus
Empat orang muazim berpakaian sama dengan imam, menggunakan baju lengan panjang warna putih, menggunakan udeng bermotif batik, dan ke empat muazin tersebut mengumandangkan adzan secara bersamaan.
Semuanya dilakukan berjama’ah
Uniknya lagi, seluruh rangkaian sholat jumat dilakukan secara berjamaah, mulai dari shalat tahiyatul masjid, kobliah juma’at, shalat Jumat, ba’diah jum’at, shalat zuhur, hingga ba’diah zuhur. Semuanya dilakukan secara berjamaah.
Tanpa Pengeras Suara
Masjid Saka Tunggal Baitussalam hingga saat ini masih mempertahankan tradisi untuk tidak menggunakan pengeras suara. Meski demikian suara azan yang dilantunkan oleh empat muazin sekaligus, tetap terdengar begitu lantang dan merdu dari masjid ini.
Ritual Ganti Jaro, Masjid Saka Tunggal
Adalah ritual mengganti pagar bambu keliling masjid saka tunggal. Ritual ini diikuti oleh seluruh warga desa Cikakak. Dalam ritual yang mereka sebut ganti Jaro Rajapine. Saat membuat pagar ada beberapa pantangan yang harus ditaati. Mereka dilarang berbicara dengan suara keras serta tidak boleh menggunakan alas kaki. Sehingga yang terdengar hanya pagar bambu yang dipukul. Karena melibatkan ratusan warga, hanya dalam waktu 2 jam pagar sepanjang 300 meter ini selesai.
Selain bermakna kebersamaan dan gotong royong, tradisi ganti Jaro Rajab ini bagi warga di sini dipercaya bisa menghilangkan sifat jahat dari diri manusia. Pagar bambu ini selain mengelilingi Masjid Saka Tunggal juga makam Nyai Toleh. Seorang penyebar agama di Banyumas. Sejumlah utusan dari kraton Surakarta dan Ngayogjogkarta Hadiningrat ikut ambil bagian dalam acara ini dengan memanjatkan doa di makam, sebagai rasa syukur.
Ritual ganti Jaro Rajab ini kemudian diakhiri dengan prosesi arak arakan 5 gulungan yang berisi nasi tumpeng ini kemudian diperebutkan warga karena dipercaya bisa memberikan berkah.
Arsitektur Masjid Saka Tunggal, Banyumas
Salah satu keunikan Saka Tunggal adalah empat helai sayap dari kayu di tengah saka. Empat sayap yang menempel di saka tersebut melambangkan ”papat kiblat lima pancer”, atau empat mata angin dan satu pusat. Papat kiblat lima pancer berarti manusia sebagai pancer dikelilingi empat mata angin yang melambangkan api, angin, air, dan bumi. Saka tunggal itu perlambang bahwa orang hidup ini seperti alif, harus lurus. Jangan bengkok, jangan nakal, jangan berbohong. Kalau bengkok, maka bukan lagi manusia.
Empat mata angin itu berarti bahwa hidup manusia harus seimbang. Jangan terlalu banyak air bila tak ingin tenggelam, jangan banyak angin bila tak mau masuk angin, jangan terlalu bermain api bila tak mau terbakar, dan jangan terlalu memuja bumi bila tak ingin jatuh. ”Hidup itu harus seimbang,”
Papat kiblat lima pancer ini sama dengan empat nafsu yang ada dalam manusia. Empat nafsu yang dalam terminologi Islam-Jawa sering dirinci dengan istilah aluamah, mutmainah, sopiah, dan amarah. Empat nafsu yang selalu bertarung dan memengaruhi watak manusia.
Keaslian yang masih terpelihara adalah ornamen di ruang utama, khususnya di mimbar khotbah dan imaman. Ada dua ukiran di kayu yang bergambar nyala sinar matahari yang mirip lempeng mandala. Gambar seperti ini banyak ditemukan pada bangunan-bangunan kuno era Singasari dan Majapahit.
Kekhasan yang lain adalah atap dari ijuk kelapa berwarna hitam. Atap seperti ini mengingatkan atap bangunan pura zaman Majapahit atau tempat ibadah umat Hindu di Bali. Tempat wudu pun juga masih bernuansa zaman awal didirikan meskipun dindingnya sudah diganti dengan tembok.
Renovasi dan Benda Benda Peninggalan
Sejak tahun 1965 masjid ini sudah dua kali dipugar. Selain dinding tembok, juga diberi dinding anyaman bambu serta lapisan atap seng, Meski sebagian dinding telah direhab dengan tembok, tetapi arsitektur masjid tetap tidak diubah. Sehingga tidak ada perbedaan bentuk yang berarti dari awal berdiri hingga sekarang. Sedangkan tiang dari kayu jati yang menopang bangunan utama masjid dengan ukuran masih terlihat begitu kokoh. Selama ratusan tahun berdiri, warga dan jamaah di Cikakak sama sekali tidak mengganti bangunan utama yang ada di tempat itu, kecuali hanya membangun tembok sekeliling masjid sebagai penopang. Barang lainnya yang sampai sekarang masih tetap rapi dan dipelihara di antaranya adalah bedug, kentongan, mimbar masjid, tongkat khatib dan tempat wudlu.
Status Sebagaimana tertulis dalam papan peringatan di sekitar  masjid, tertulis bahwa, Masjid Saka TunggalBaitussalam, Desa Cikakak, Kabupaten Banyumas merupakan Benda Cagar Budaya/Situs dengan nomor 11-02/Bas/51/TB/04 dan dilindungi undang undang RI No. 5 tahun 1992 dan PP nomor 10 tahun 1993.

Setiap tanggal 27 Rajab di masjid ini diadakan pergantian Jaro dan pembersihan makam Kyai Mustolih,Salah satu tradisi penting dalam masjid Saka Tunggal ini adalah ritual Ganti Jaro Rajab. Ritual ini adalah ritual mengganti pagar bambu yang mengelilingi masjid dan juga mengelilingi makam Nyai Toleh, salah seorang penyebar agama Islam di wilayah Banyumas.
Pada ritual ini, masyarakat sekitar membawa bambu untuk menggantikan bambu lama yang ada di Masjid. Mereka berjalan beriringan menuju masjid, tidak boleh bersuara, tidak memakai alas kaki, hanya sesekali suara bambu terdengar karena dibawa bersamaan. Hingga sampailah mereka ke pagar lama, mencabuti pagar tersebut, dan menggantinya dengan yang baru.
Mirip dengan tradisi keraton, pada upacara ini juga ada gunungan yang berupa nasi tumpeng dan lauk pauknya. Gunungan ini pada akhir upacara menjadi rebutan masyarakat karena dipercaya membawa berkah bagi masyarakat sekitar.
Ritual ini diadakan selain sebagai rasa syukur, juga memupuk kebersamaan dan kegotongroyongan di antara masyarakat. Diyakini juga, ritual ini juga menghilangkan berbagai sifat jahat dan jelek dalam diri manusia. Sayang, saat saya berkunjung, ritual Ganti Jaro Rojab ini sedang tidak dilaksanakan. Saya hanya mendapatkan cerita dari pengelola masjid ini.. Masjid yang berjarak ± 5 km dari Ajibarang kearah Selatan,maka bagi yang lewat antara Ajibarang dan Wangon maka silahkan mampir dan nikmati nuansa keriligiusannya. Masjid ini disebut Saka Tunggal karena tiang penyangga bangunan masjid ini, dulunya hanya satu tiang (tunggal).

Sabtu, 14 April 2012

Khilafah Islamiyah (Daulah Islam)


Khilafah Islamiyah (Daulah Islam)

Daulah Islam adalah suatu negara yang menerapkan sistem Islam.  Jadi bukan negara hanya unruk orang Islam saja, seluruh warganya baik yang Islam maupun non Islam dijamin hak-haknya oleh negara / khalifah. maka kalau ada khalifah sewenang - wenang terhadap warganya yang bukan non Islam maka wajib dilawan.
Khilafah atau Imamah adalah pengaturan tingkah laku secara umum atas kaum Muslim, artinya Khilafah bukan bagian dari akidah, tetapi bagian dari hukum syariah. Dengan demikian, Khilafah adalah masalah cabang yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan hamba. Mengangkat seorang khalifah adalah kewajiban seluruh kaum Muslim dan tidak halal bagi mereka hidup selama tiga hari tanpa adanya bai’at. Jika kaum Muslim tidak memiliki khalifah selama tiga hari maka seluruhnya berdosa hingga mereka berhasil mengangkat seorang khalifah. Dosa tersebut tidak akan gugur hingga mereka mencurahkan segenap daya dan upaya untuk mengangkat seorang khalifah dan memfokuskan aktivitasnya hingga berhasil mengangkatnya.
Kewajiban mengangkat seorang khalifah ditetapkan berdasarkan al-Quran, as-Sunah dan Ijmak Sahabat. Allah Swt. telah memerintahkan Rasul saw supaya menjalankan pemerintahan di tengah-tengah kaum Muslim dengan wahyu yang telah Dia turunkan kepadanya (QS al-Maidah [5]: 49). Seruan kepada Rasul saw. adalah seruan untuk umatnya selama tidak ada dalil yang mengkhususkan bagi Beliau saja. Dalam hal ini tidak ada dalil yang dimaksud, sehingga seruan tersebut ditujukan bagi seluruh kaum Muslim untuk mendirikan pemerintahan.

Imam Muslim juga meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasul saw. pernah bersabda:
مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِيَ اللهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
Siapa saja melepaskan tangan dari ketaatan kepada Allah, maka dia pasti akan bertemu Allah pada Hari Kiamat dalam keadaan tidak memiliki hujjah bagi-Nya. Siapa saja yang mati dan tidak ada baiat di pundaknya maka dia mati dalam keadaan mati Jahiliah. (HR Muslim).
Ijmak Sahabat juga telah menjadikan hal yang paling penting bagi mereka setelah wafat Nabi saw. adalah mengangkat seorang khalifah. Hal ini berdasarkan riwayat yang ada dalam dua kitab sahih dari peristiwa Saqifah Bani Saidah. Demikian juga setelah kematian setiap khalifah, secara mutawatir telah sampai adanya Ijmak Sahabat tentang kewajiban mengangkat seorang khalifah, bahkan mereka menjadikannya sebagai kewajiban yang paling penting. Hal itu dianggap sebagai dalil yang qath‘i. Ada juga Ijmak Sahabat yang mutawatir tentang ketidakbolehan kosongnya umat dari seorang khalifah pada satu waktu tertentu. Karena itu, wajib bagi umat mengangkat seorang khalifah atau menegakkan Khilafah. Seluruh umat diseru dengan kewajiban tersebut sejak awal wafat Nabi saw. hingga tibanya Hari Kiamat.
Dalam konteks Ijmak Sahabat mengenai kewajiban untuk mengangkat seorang khalifah ini terlihat jelas dari apa yang telah Sahabat lakukan dengan mendahulukan mengangkat seorang khalifah dan membaiatnya daripada memakamkan jenazah Rasul saw. Hal ini juga tampak jelas dari tindakan Umar bin al-Khaththab saat dia ditikam dan sedang menjelang kematian. Kaum Muslim meminta kepadanya untuk menunjuk pengganti, namun beliau menolak. Mereka sekali lagi meminta kepadanya. Lalu akhirnya beliau menunjuk sebuah tim yang beranggotakan enam orang. Dengan kata lain, dia telah membatasi pencalonan sebanyak enam orang yang akan dipilih dari mereka seorang khalifah. Dia tidak mencukupkan diri dengan keputusan itu, tetapi membuat batas waktu bagi mereka, yaitu tiga hari. Kemudian beliau berpesan, jika ada yang tidak sepakat terhadap seorang khalifah setelah tempo tiga hari, maka bunuhlah orang tersebut. Dia juga mewakilkan kepada mereka siapa yang akan membunuh orang yang tidak sepakat tersebut, padahal mereka adalah ahlu syurga dan Sahabat Besar. Mereka adalah Ali, Utsman, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah dan Saad bin Abi Waqash. Apabila mereka membunuh salah seorang di antara mereka sendiri manakala ia tidak sepakat untuk memilih seorang khalifah, hal itu menunjukkan adanya kepastian yang harus dipegang erat untuk memilih seorang khalifah.

Demikianlah, menegakkan Daulah Islamiyah/Khilafah Islamiyah adalah wajib atas seluruh kaum Muslim. Hal tersebut telah ditetapkan berdasarkan al-Quran, as-Sunnah dan Ijmak Sahabat.
Kesimpulan :
  1. Khilafah adalah perkara wajib dan merupakan bagian dari syariah Islam bukan syariah kafir.
  2. Khilafah adalah negara berdasarkan Islam, bukan untuk orang Islam saja.
  3. Khilafah Islam menjamin hak-hak warganya yang bukan non Islam.
  4. 3 perkara yang tidak boleh ditunda-tunda dalam Islam salah satu diantanya yaitu :
  • Mengurus jenazah harus cepat-cepat menguburnya
Waktu nabi Muhammad meninggal semua sahabat berpendapat (ijma` sahabat). harus cepat-cepat menentukan khalifah rasulullah (pengganti Muhammad) bukan menguburnya dulu, padahal mengubur adalah perkara syariah Islam yang hukumnya Fardhu kifayah dikalahkan dengan menentukan penentuan Khilafah Islam.

Hal ini menunjukan kewajiban yang mutlak untuk menegakkan khilafah Islam, bila di Indonesia menolak khilafah Islam, khilafah Islam akan tetap berdiri dan akan menundukkan dunia termasuk negara Arab Saudi, dengan kita atau tanpa kita Khilafah Islam akan segera berdiri di muka bumi ini, seperti yang dijanjikan oleh Allah dan rasulnya.